Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan yang menandakan sehat atau tidaknya perusahaan dengan menggunakan alat-alat analisis keuangan. Kinerja keuangan dibutuhkan untuk mengukur tingkat kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan. Adanya penilaian atas kinerja keuangan juga sebagai dasar manajemen dalam mengambil keputusan, agar terciptanya peningkatan kinerja keuangan.
Kegiatan ini dilakukan pada PT Baruga Asrinusa Develompent yang bergerak di sektor properti. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur kinerja keuangan PT Baruga Asrinusa Develompent dengan menggunakan rasio keuangan. Adapun rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif.
Kegiatan tersebut menunjukkan bahwa PT Baruga Asrinusa Develompent dalam rasio likuiditas berada dalam keadaan kurang likuid dan masih memiliki risiko keuangan yang tinggi. Hal ini di tunjukkan oleh total aset lancar yang lebih besar dari total kewajiban lancar yang dimiliki, namun besaran rasio likuiditas yang dihasilkan cenderung berada di bawah standar normatif perusahaan. Rasio solvabilitas perusahaan cenderung berada dalam kondisi tidak solvabel. Hal ini disebabkan karena lebih dari separuh total aset perusahaan masih berasal dari utang dan struktur pembiayaan perusahaan jauh lebih banyak menggunakan utang dibandingkan ekuitas. Rasio profitabilitas perusahaan dari tahun 2016-2018 menunjukkan peningkatan maupun penurunan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba perusahaan. Rasio aktivitas perusahaan menunjukkan bahwa persediaan dan piutang yang kurang likuid karena terus berada jauh di bawah standar normatif. Hal ini menunjukkan perusahaan belum efisien dalam pengelolaan piutang dan persediaannya.