Selama ini umumnya perancangan fondasi bangunan infrastruktur termasuk gedung menggunakan data tanah hasil uji laboratorium. Karena keterbatasan hasil uji laboratorium untuk menunjukkan perlapisan dan karakteristik tanah dasar, maka data tanah hasil uji lapangan juga digunakan sebagai alternatif dalam perancangan fondasi bangunan. Penggunaan kedua data yang berbeda ini dalam perancangan fondasi pada lokasi yang sama semestinya memberikan hasil yang sama. Akan tetapi kelebihan dan kekurangan dari kedua metode pengambilan data tersebut menyebabkan hasil perancangan yang diperoleh kemungkinan berbeda. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil perancangan fondasi telapak yang diperoleh dengan menggunakan data yang berbeda, yaitu dari hasil uji laboratorium dan lapangan. Untuk mencapai tujuan ini, dipilih lokasi pengambilan data di Kampus Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar. Metode uji sondir dipilih untuk mengumpulkan data perlapisan dan karakteristik tanah di lapangan. Contoh tanah juga diambil pada titik yang berdekatan dengan menggunakan tabung contoh, kemudian diuji di laboratorium untuk mendapatkan parameter yang dibutuhkan dalam perancangan fondasi. Perancangan fondasi telapak dengan menggunakan data hasil uji sondir dan laboratorium memberikan hasil yang hampir sama, yaitu keduanya menghasilkan fondasi telapak setempat 1,6 m x 1,6 m. Hal ini menunjukkan bahwa perancangan fondasi telapak dengan menggunakan kedua data tersebut (hasil uji laboratorium dan lapangan) layak digunakan pada lokasi dengan perlapisan tanah relatif seragam dan interval pengamatan lapisan tanah yang tidak terlalu besar.