Mortar merupakan salah satu bahan bangunan yang digunakan dalam pekerjaan non struktural. Selama ini mortar masih menggunakan semen sebagai bahan ikat utama. Banyaknya penggunaan semen sebagai bahan konstruksi di wilayah laut, dimana air laut mengandung sejumlah ion-ion garam terlarut yang dapat merusak mortar, sehingga dibutuhkan pengikatan kualitas mortar untuk konstruksi wilayah laut. Oleh karena itu diperlukan bahan ikat alternatif yaitu limbah B3 sisa pembakaran batu bara (fly ash) yang diharapkan dapat menghasilkan mortar yang memiliki kuat tekan yang tinggi, mengurangi penggunaan semen Portland, dan mampu menjadi pelindung struktur terhadap air laut.
Dalam penelitian ini dibuat benda uji berbentuk kubus ukuran 50 mm x 50 mm x 50 mm sebanyak 120 sampel denga 4 variasi terhadap berat semen. Perbandinga semen dan pasir yang digunakan adalah 1:3. Pengujian kuat tekan dilakuakn pada saat mortar berumur 28, 60 dan 90 hari dengan menggunakan alat tes kuat tekan beton.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase kadar fly ash yang dipakai maka persentasi penggunaan air yang digunakan semakin sedikit dan waktu pengikatan pada mortar semakin lambat, namun hal tersebut tidak secara signifikan berpengaruh terhadap kuat tekan mortar dengan perendaman air laut dan air PAM, hal ini terlihat dari data hasil pengujian bahwa kuat tekan mortar dengan komposisi campuran fly ash 30% dengan perawatan perendaman air PAM lebih tinggi yakni sebesar 41,10 dibandingkan mortar dengan komposisi campuran fly ash 40% mengalami penurunan nilai kuat tekan.