Berdasarkan data dari Lembaga Pinjamin Simpanan (LPS) tercatat sebanyak 90 bank telah dilikuidasi sejak tahun 2005 hingga pertengahan tahun 2018. Kebangkrutan yang terjadi pada bank-bank tersebut disebabkan oleh manajemen perusahaan yang tidak mampu mengelola perusahaan dengan baik. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kebangkrutan, salah satunya yaitu dengan melakukan prediksi kebangkrutan. Terdapat beberapa model prediksi yang banyak digunakan dalam menganalisis kebangkrutan, salah satunya adalah model Multiple Discriminant Analysis (MDA). Dalam penelitian ini terdapat tiga metode yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan yaitu Metode Altman Z-score, Springate dan Grover. Tujuan penelitian ini adalah untuk memprediksi kebangkrutan pada perusahaan Bank BUMN yang terdaftar di BEI.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan, berupa laporan Laba/Rugi dan neraca dari tahun 2015 sampai 2019. Data-data tersebut diperoleh dengan teknik analisis dokumen, sedangkan analisis data dilakukan dengan deskriptif kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat dua metode yang menyatakan bahwa Bank BUMN yang terdaftar di BEI sebagian besar diprediksi berpotensi mengalami kebangkrutan. Metode yang menyatakan hal tersebut adalah metode Z-score dan metode Springate. Dan satu metode menyatakan bahwa Bank BUMN yang terdaftar di BEI diprediksi tidak akan mengalami kebangkrutan atau tidak berpotensi bangkrut, yaitu metode Grover.