Indonesia sebagai produsen buah kakao menghasilkan limbah kulit kakao dalam jumlah besar. Kulit buah kakao memiliki kandungan selulosa 36,23% maka sangat cocok untuk dijadikan arang aktif, mengingat limbah kulit kakao pada umumnya hanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk dan pakan ternak maka diperlukan lagi pemanfaatan limbah yang tepat.
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yakni tahap pertama pembuatan arang dan arang aktif dari kulit buah kakao melalui proses karbonisasi dan aktivasi asam fosfat 15% selama 24 jam. Sebelum diaktivasi, arang tersebut dipisahkan sesuai dengan ukuran partikel yaitu (+125, +250, +425) µm. Kemudian diaktivasi ditempat yang berbeda sesuai dengan ukuran partikel masing-masing. Limbah yang dijerap terbuat dari limbah simulasi dengan konsentrasi 30 ppm. Arang yang telah teraktivasi digunakan sebagai adsorben untuk mengadsorpsi ion Fe3+ sesuai dengan ukuran partikel dan variasi waktu kontak lalu dinalisis besinya menggunakan spektrofotometer Uv-Vis dan dihitung daya jerapnya.
Tujuan penelitian ini untuk memanfaatkan kulit kakao sebagai arang aktif (adsorben) dalam penjerapan limbah cair yang mengandung ion logam (Fe3+). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran partikel terbaik untuk menjerap ion Fe3+ adalah +250 µm yang mampu menjerap ion Fe3+ sebesar 0,7214 mg/g, sedangkan daya jerap arang aktif kulit kakao terbaik diperoleh pada waktu kontak 5 menit yang mampu menjerap ion Fe3+ sebesar 0,7306 mg/g .

Kata Kunci : Arang aktif, Kulit Buah Kakao, Spektrofotometer, Adsorpsi.