Bahan berlignoselulosa yang memiliki kadar hemiselulosa dan lignin yang rendah serta kadar selulosa yang tinggi merupakan salah satu bahan yang berpotensi sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Limbah rumput laut dari proses sortasi pada industri pengolahan rumput laut berpotensi sebagai bahan baku untuk keperluan pembuatan etanol. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh perlakuanhidrotermal terhadap kadar hemiselulosa, selulosa, dan lignin dalam limbah rumput laut Eucheuma cottonii serta menentukan waktu terbaik pada perlakuan tersebut.
Perlakuan hidrotermal pada penelitian ini dilakukan dengan pemanasan dalam otoklaf pada suhu 121°C dengan variasi waktu 60, 70, 80, dan 90 menit. Hasil perlakuan hidrotermal komponen lignoselulosa (hemiselulosa, selulosa, dan lignin) kemudian dianalisis dengan metode Chesson(Datta, 1981) baik terhadap sampel limbah rumput laut yang belum diberi maupun yang telah diberi perlakuan hidrotermal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar komponen limbah rumput laut sebelum perlakuan hidrotermal adalah masing-masing hemiselulosa 10,27%, selulosa 3,06%, dan lignin 11,43%. Perlakuan hidrotermal dengan berbagai variasi waktu berhasil mendegradasi lignin dan hemiselulosa, serta meningkatkan kadar selulosa bahan tersebut. Hasil optimal dicapai pada perlakuan hidrotermal selama 90 menit dengan kadar hemiselulosa 3,5%, selulosa 7,38%, dan lignin 5,01%.