Adanya tendensi peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia setiap tahunnya, sedang di pihak lain terjadi suplai yang semakin menurun. Hal ini menyebabkan kesenjangan yang semakin besar antara suplai dan permintaan BBM. Oleh karena itu, strategi nasional menfokuskan kepada produksi bahan bakar nabati (BBN) sebagai bahan bakar pengganti BBM.
Kepuh (Sterculia foetida) adalah salah satu tanaman BBN yang berasal dari daerah hutan yang tersebar luas di Indonesia dan memiliki potensi untuk dibuat biodiesel sebagai pengganti BBM. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang menjanjikan dan dapat diperoleh dari minyak tumbuhan, lemak binatang atau minyak bekas melalui esterifikasi dengan alkohol. Pembuatan biodiesel dar minyak biji kepuh dilakukan secara transesterifikasi yaitu mencampur minyak dari bahan baku dengan metanol menggunakan katalis basa NaOH pada suhu dan waktu tertentu sehingga terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan bawah adalah gliserol dan lapisan atas adalah metil ester (biodiesel).
Pada penelitian ini, optimalisasi reaksi transesterifikasi dilakukan pada variabel rasio molar minyak dan metanol dan konsentrasi katalis NaOH dengan evaluasi difokuskan pada analisis parameter kualitas biodiesel seperti; kadar air, viskositas kinematik dan densitas. Kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan standar SNI. Biodiesel kepuh dengan kondisi optimal yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu menggunakan perbandingan minyak dan metanol 1 : 6 dan NaOH 0,5% b/b dari minyak dengan kadar air sebesar 0,13%, viskositas kinematik sebesar 4,037 mm2/s dan densitas 875,25 kg/m3.