Indonesia merupakan suatu negara penghasil rumput laut di dunia. Diantaranya rumput laut coklat sargassum sp yang dijadikan sebagai bahan baku natrium alginat yang dihasilkan melalui proses ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi natrium alginat dari rumput laut sargassum sp dengan teknik ultrasonik pada variasi waktu (90, 105, 120, 135 menit) dan rasio rumput laut dengan jumlah pelarut (1:30 dan 1:40) terhadap peningkatan yield dibandingkan dengan metode konvensional. Adapun tahapan penelitian dilakukan pengambilan sampel rumput laut (sargassun sp), pembersihan atau pencucian, pengeringan dan pengolahan. Tahap ekstraksi alginat dengan teknik ultrasonik menggunakan pelarut Na2CO3 7,5% pada suhu 50oC dengan frekuensi 20 kHz. Setelah tahap ekstraksi, dilakukan penambahan CaOCl 10% dan pemisahan. Selanjutnya filtrat yang mengandung natrium alginat diendapkan dengan isopropil, lalu dipisahkan dan dikeringkan pada suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa natrium alginat dengan yield tinggi diperoleh pada kondisi optimum waktu ekstraksi dengan teknik ultrasonik 120 menit sebesar 44,96% dengan rasio rumput laut terhadap pelarut (1:30). Hasil analisa sifat fisiko kimia menunjukkan bahwa natrium alginat dari sargassum sp mempunyai kadar air 13,01%, kadar abu 60,23%, kadar abu tak larut asam 1,45%, dan viskositas 4,44 cP. Sebagai perbandingan, ekstraksi rumput laut dengan metode konvensional diperoleh natrium alginat dengan yield sebesar 32,72% dengan karakterisik sifat fisiko kimia kadar air 29,07%, kadar abu 62%, kadar abu tak larut asam 0,83%, dan viskositas 3,90 cP. Analisa gugus fungsional dengan spektrofotometer FTIR menunjukkan bahwa natrium alginat dari sargassum sp memiliki kemiripan gugus fungsi terhadap alginat standar. Efek penggunaan alat ultrasonik berpengaruh nyata terhadap peningkatan yield. Dinding sel rumput laut dipecah dengan getaran ultrasonik sehingga ekstraksi alginat menjadi lebih cepat.