Kondisi saat ini, kemampuan alat yang dimiliki Pabrik Beras Cahaya Alam tidak mampu lagi berjalan dengan baik, sering terjadi kemacetan alat sewaktu dioperasikan karena sudah ada beberapa spare part yang rusak, sehingga kinerja alat penggiling padi dan mesin penggeraknya menjadi sangat lambat Untuk itu Pabrik Beras Cahaya Alam berencana untuk melakukan investasi penggantian Alat Penggilingan Padi dengan 3 (tiga) model struktur modal. Pertama, dengan modal pinjaman seluruhnya dari bank, kedua yaitu dengan persentase 50% modal sendiri dan 50% modal pinjaman dari bank, dan 100% modal sendiri. Sehubungan dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan penilaian atas kelayakan invesasi aset tetap berupa penggantian alat penggilingan padi pada Pabrik Beras Cahaya Alam ditinjau dari aspek operasional, pemasaran, dan keuangan.
Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan dalam menilai kelayakan investasi adalah Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR). Kemudian tambahan Sensitifity Analysis untuk menilai risiko yang akan dihadapi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, analisis terhadap dokumen, dan kepustakaan. Adapun tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan yaitu, penelitian yang dilakukan dengan mendatangi langsung objek penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga rencana pembelian alat adalah layak untuk diimplementasikan. Akan tetapi, perusahaan disarankan untuk membeli alat penggilingan padi dengan persentase 100% modal sendiri, karena alternatif ini adalah pilihan yang paling layak. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis PBP yang membutuhkan waktu pengembalian selama 3 (tiga) tahun 10 bulan 6 (enam) hari, hasil ini lebih cepat dibanding lama pinjaman dan umur ekonomis mesin. Selanjutnnya analisis NPV menunjukkan nlai sebesar Rp128.560.488,00, nilai ini lebih besar dari nol. Kemudian analisis IRR yang menghasilkan nilai sebesar 26%, nilai ini lebih besar dari tingkat keuntungan yang diharapkan yaitu sebesar 2,75%. Kemudian untuk menghitung faktor risiko, penelitian ini menggunakan analisis sensitivitas dengan asumsi terjadi penurunan pendapatan sebesar 5%, dengan hasil tidak layak yang berarti perusahaan harus berhati-hati apabila penurunan yang diprediksikan terjadi.