Usaha sosial pada kenyataannya mampu menghasilkan limbah dari kegiatan operasionalnya yang mempunyai potensi untuk mencemari lingkungan, seperti rumah sakit. Sesuai dengan Peraturan Pemeritah Nomor 7 Tahun 2019, yang mengatur tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, maka rumah sakit perlu melakukan upaya penyehatan lingkungan rumah sakit, termasuk diantaranya terkait dengan pengelolaan limbah medis yang akan memberikan dampak pada lingkungan. Oleh karena itu, akuntansi lingkungan dalam rumah sakit diperlukan untuk perhitungan biaya pengelolaan limbah sebagai bentuk pertanggungjawaban rumah sakit terhadap lingkungan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan akuntansi lingkungan pada RSUP dr. Tadjuddin Chalid Makassar, mulai dari identifikasi biaya lingkungan, pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan pada laporan keuangan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif yaitu peneliti mendeskripsikan hasil temuannya yang berasal dari yang terkumpul kemudian akan diperbandingkan dengan metode penerapan akuntansi lingkungan secara teori. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi, dengan memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa RSUP dr. Tadjuddin Chalid Makassar belum menerapkan akuntansi lingkungan secara menyeluruh, karena rumah sakit tidak menyajikan laporan tersendiri terkait pengelolaan lingkungan dan pada Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) biaya pengelolaan lingkungan tidak dilakukan pengungkapan secara rinci.