Bekatul adalah suatu limbah yang dihasilkan dari proses penggilingan gabah yang berasal dari berbagai varietas padi. Minyak bekatul padi (Rice bran Oil) dapat diperoleh dengan proses ekstraksi menggunakan pelarut tertentu. Digunakan bekatul padi sebagai bahan baku dengan menggunakan pelarut n-heksan. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mempelajari pemanfaatan bekatul dalam pembuatan minyak bekatul. Tujuan khusus penelitian ini adalah menentukan rasio pelarut terbaik untuk menghasilkan minyak bekatul dengan %yield tertinggi (1:3, 1:4, 1:5, dan 1:6). Menjelaskan pengaruh waktu kontak antara pelarut dan bekatul padi terhadap %yield minyak yang diperoleh serta mengetahui sifat fisikokimia minyak bekatul padi yang dihasilkan. Jenis ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode maserasi dan metode refluks. Penelitian ini menggunakan proses stabilisasi pada bekatul padi terlebih dahulu untuk me-nonaktifkan enzim lipase yang terdapat dalam bekatul yang merupakan penyebab ketengikan pada bekatul jika disimpan terlalu lama. Setelah melakukan proses tersebut dilanjutkan pada tahap ekstraksi yakni metode maserasi dan refluks. Hasil penelitian menunjukkan %yield minyak tertinggi diperoleh pada rasio pelarut 1:6 (b/v) dengan waktu ekstraksi 12 jam dengan %yield sebesar 6,79% untuk metode maserasi sedangkan metode refluk menunjukkan %yield minyak tertinggi diperoleh pada rasio pelarut 1:6 dengan waktu ekstraksi 10 jam dengan %yield sebesar 7,26%. Hasil analisis Sifat fisikokimia yang dimiliki minyak bekatul padi (Rice Bran Oil) pada metode maserasi yaitu: asam lemak bebas 15,7853%, bilangan peroksida 132,3179 mgrek/kg, bilangan iod 4,0081 mg/g, angka penyabunan 223,6662 mg/g, kadar air 1,455%, titik asap 162℃, indeks bias 1,4512, dan warna yakni yellow red, dan untuk metode refluks sifat fisikokimianya yaitu: asam lemak bebas 15,3306%, bilangan peroksida 33,5839 mgrek/kg, bilangan iod 3,3852 mg/g, angka penyabunan 159,6292 mg/g, kadar air 0,335%, titik asap 170℃, indeks bias 1,4560, dan warna yakni yellow red.