Abu limbah kulit biji kakao merupakan hasil pembakaran dari limbah kulit biji kakao. Pembakaran abu limbah kulit biji kakao ini mengandung oksida kalium dan natrium yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan senyawa-senyawa hidroksida terutama kalium hidroksida (KOH). Senyawa KOH dari abu kulit biji kakao tersebut berpotensi digunakan sebagai pereaksi alkali dalam proses pembutan sabun lunak. Penelitian ini bertujuan menentukan kadar alkali ekstrak abu kulit biji kakao pada berbagai variasi konsentrasi larutan ekstrak abu kulit biji kakao, menentukan kualitas produk sabun lunak sesuai Standar Nasional Industri, dan menentukan aktivitas antioksidan pada produk sabun dengan berbagai variasi penambahan ekstrak rumput laut Eucheuma cottonii.
Tahapan penelitian ini meliputi : (1) proses pengabuan limbah kulit biji kakao; (2) proses ekstraksi abu limbah kulit biji kakao; (3) pembuatan sabun lunak dengan menggunakan dua jenis minyak yakni minyak kelapa sawit dan minyak kelapa; (4) penambahan ekstrak rumput laut Eucheuma cottonii pada sabun lunak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa larutan ekstrak abu kulit biji kakao dengan konsentrasi 30% berpotensi digunakan sebagai pereaksi alkali subtitusi dalam pembuatan sabun dengan kadar alkali totalnya sebesar 0,02%. Sabun lunak berkualitas baik yang sesuai syarat mutu SNI diperoleh dari penggunaan minyak kelapa. Produk sabun lunak yang memiliki sifat antioksidan tertinggi yaitu pada penambahan ekstrak rumput laut Eucheuma cottonii sebanyak 5 g per 100 g berat bahan minyak, dengan nilai aktivitas antioksidan 46,23 mg/L.