Dalam proses pemesanan bahan baku tidak menutup kemungkinan adanya hambatan yang terjadi sehingga dapat mengakibatkan pesanan yang sampai tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Bahan baku yang dibutuhkan harus selalu tersedia sehingga dapat menjamin kelancaran produksi. Kuantitas persediaan jangan terlalu besar agar modal yang tertanam dan biaya-biaya yang ditimbulkannya juga tidak terlalu besar dan jangan pula terlalu kecil agar tidak menghambat proses produksi. Masalah utama dalam pengendalian persediaan bahan baku adalah penetapan jumlah pesanan ekonomis (economic order quantity).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan persediaan bahan baku pada PT Sermani Steel Makassar apabila menggunakan metode EOQ. Metode pengumpulan data yang digunakan yakni studi dokumentasi untuk memperoleh data kuantitatif, serta didukung oleh data kualitatif berupa wawancara dengan beberapa pihak perusahaan terkait dengan masalah yang diteliti.
Berdasarkan hasil dan deskripsi kegiatan diketahui bahwa kuantitas pembelian yang optimal berdasarkan kebijakan perusahaan sebesar 132.963,8 ton dan menurut EOQ sebesar 80.509,06 ton. Total biaya persediaan menurut perusahaan sebesar Rp 70.612.653,042 dan menurut EOQ sebesar Rp 62.605.015,63. Perusahaan tidak menetapkan safety stock dan menurut EOQ sebesar 4.441,78 ton. Perusahaan tidak menetapkan reorder point dan menurut EOQ sebesar 8.883,56 ton. Sedangkan frekuensi pembelian menurut perusahaan sebanyak dua kali setahun dan menurut EOQ sebanyak tiga kali setahun.