Kebutuhan air di beberapa daerah di Indonesia khususnya daerah pedesaan masih mengandalkan air dari sumber alami seperti air sungai dan air sumur. Namun, dalam beberapa penelitian tentang kualitas air sungai dan air sumur telah dilakukan dan hasilnya tidak memenuhi baku mutu air minum apabila tidak diolah terlebih dahulu. Mengkonsumsi air yang tidak layak minum dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Air tersebut umumnya sangat mudah mengalami perubahan kualitas, sehingga membutuhkan teknik pengolahan yang mudah diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan suatu bahan penjerap (adsorben) dari bahan alami yang mudah diperoleh atau dikembangkan sendiri oleh masyarakat, yang dapat digunakan untuk pengolahan atau perbaikan kualitas air alami yang masih banyak digunakan oleh masyarakat, terutama masyarakat pedesaan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bahan alami biji buah kelor. Secara garis besar, penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama dibuat bahan penjerap atau adsorben berupa batuan dengan variasi komposisi serbuk biji kelor dan variasi waktu perendaman serta penambahan bahan material (pasir,batu bata dan semen). Batuan yang dihasilkan digunakan pada tahap kedua yaitu pengolahan sampel air dengan variasi komposisi biji kelor dalam batuan dan waktu kontak. Kualitas air sebelum dan sesudah pengolahan ditentukan dengan membatasi parameter uji: logam Cu dan Fe, pH, konduktivitas, turbiditas, dan koliform.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu komposisi biji kelor dalam batu penjernih yang optimal adalah 25% dan waktu kontak yang efisien adalah 6 jam.

Kata kunci: Kelor (Moringa Oleifera), batu penjernih, air sungai, air sumur.