Labu kuning sangat potensial diolah menjadi tepung labu kuning untuk selanjutnya
digunakan sebagai pettsubtitusi terigu pada berbagai prcduk olahan pangan, misalnya pada prociuk biskuit. Penelitian ini bertuluan untuk mengoptimasi suhu dan lama
pengeringan labu kuning dalam pembuatan tepung labu kuning, produk terbaik yang
diperoleh seianiutnya digunakan sebagai pensubstitusi te;'igu pada pembuatan biskuit.
Penelitian dibagi ke dalam 2 tahap, yailu pembuatan tepung labu kuning ciengan
perlakuan suhu pengeringan labu (50, 55, 60, 65, dan 70oc) serta lama pengeringan
(4' 6, 8, 10, dan 12 iam), indikator perlakuan terbaik adalah kadar vitamin A dan C
serta kadar mineral tepung yang tertinggi. Tahap 2 membuat biskuit dengan
mensubstitusi terigu dengan tepung rabu kuning terbaik hasil tatrap 1, dengan
perlakuan 10:90,20:80,30:70,40.60,50:5u,60:40,70:30,8020,90:10, dan 100,0.
Peneniuan perlakuan terbaik adalah harsil uji organoleptik terhadap warna, rasa,
aroma, dan kerenyahan biskurt. Selanjutnya dilakukan karakteristik biskuit berdasarkan
Sl'll biskuit. Hasil penelitian menr-rnjukkan bahwa suhu dan lama pengeringan labu
kuning terbaik adaiah 65oc selama 9 iam, dan subtitusi tepung terigu dengan iepung
labu kuning yang disukai panelis serta sesuai sNl biskuit adalah2a%.