Kemasan cerdas dirancang untuk memberikan informasi aktual mengenai tingkat kesegaran dan keamanan produk pangan, termasuk produk perikanan yang dikemas dengan menggunakan sensor.Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan variasi suhu penyimpanan terhadap aplikasi smart indicator dari ekstrak kubis merah dan bentuk respon indikator terhadap kemunduran mutu ikan.
Penelitian ini menggunakan pelarut etanol 96% dalam proses ekstraksi dengan metode maserasi-sonikasi. Edible film dibuat dari kitosan yang digunakan sebagai media oles ekstrak pigmen kemudian dibentuk dalam ukuran (2x2) cm yang dinyatakan sebagai indikator cerdas. Sensitivitas indikator diuji pada sampel fillet ikan tuna dalam kemasan plastik uap dengan parameter analisa meliputi penentuan jumlah TVBN, TMA dan TPC serta perubahan warna smart indicator pada suhu freezer (-6ºC), suhu dingin (10ºC), dan suhu ruangan (28ºC).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara visual smart indikator mengalami perubahan warna dari kondisi awal berwarna ungu, biru kemudian hijau. Pada suhu freezer (-6ºC) perubahan warna smart indicator memiliki waktu lebih lama yakni 365 jam dari ungu hingga hijau, dibandingkan dengan suhu dingin (10ºC) selama 149 jam, dan suhu ruang (28ºC) selama 31 jam. Seiiring perubahan warna pada indikator cerdas terjadi pula peningkatan nilai TVBN,TMA dan TPC selama penyimpanan pada masing – masing suhu. Produk indikator cerdas berpigmen kubis merah memiliki sensitivitas sangat baik dengan plot warna ungu mewakili kondisi bahan terkemas segar, biru (layak dikonsumsi), dan hijau (busuk).