PT. Indonesia Power UJP PLTU Barru termasuk salah satu perusahaan pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari steam dengan bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan uap yaitu air laut. Air laut diolah di unit clarifie melakukan proses koagulasi dengan menggunakan koagulan PAC pada Water Treatment Plant. Tujuan melakukan pengolahan d unit clarifier yaitu untuk mengetahui penggunaan koagulan yang optimal. Dalam penentuan kadar optimal koagulan maka dilakukan proses koagulasi dalam skala laboratorium dengan menggunakan metode Jar test berdasarkan karakteristik turbidity, conductivity, dan total dissolved solid.
Optimasi konsentrasi koagulan dilakukan dilaboratorium PT. Indonesia Power PLTU Barru dengan variasi konsentrasi koagulan PAC yaitu 0, 1, 3, 5, 7, sampai 31 ppm dengan volume sampel 500 ml, serta menganalisis karakteristik turbidity, conductivity, dan total dissolved solids sebelum penambahan koagulan.
Hasil dari optimasi penambahan variasi koagulan PAC yaitu 5 ppm, dimana dapat menurunkan turbidity dari 3,13 NTU menjadi 1,95 NTU, conductivity dari 46600 µs/cm menjadi 44200 µs/cm , total dissolved solide dari 24000 µs/cm menjadi 22100 µs/cm pada sampel A. Untuk sampel B turbidity dari 8,62 NTU menjadi 2,05 NTU, conductivity dari 45000 µs/cm menjadi 44500 µs/cm , total dissolved solide dari 25300 µs/cm menjadi 22100 µs/cm. Sedangkan pada sampel C turbidity dari 15,7 NTU menjadi 2,51 NTU, conductivity dari 45700 µs/cm menjadi 44300 µs/cm , total dissolved solide dari 25700 µs/cm menjadi 24400 µs/cm.
Penggunaan koagulan pada unit clarifier PLTU Barru adalah 1,47 ppm. Dalam data ini menunjukkan bahwa terjadi kekurangan penggunaan koagulan sebesar 71%. Dimana volume koagulan yang dibutuhkan untuk memperoleh konsentrasi 5 ppm dalam 150.000 liter air baku (konsentrasi larutan induk 5000 ppm) adalah sebesar 17 kg, sedangkan yang digunakan di PLTU Barru adalah 5 kg.