Sistem pada turbin di PLTU memerlukan pelumas untuk mencegah terjadinya kontak langsung atau gesekan antara bearing dengan poros dan sebagai media pendingin. Minyak pelumas yang digunakan dalam keadaan panas selanjutnya dialirkan menuju oil cooler guna untuk mendinginkan minyak pelumas sehingga dapat digunakan kembali. Kinerja oil cooler akan menurun seiring lama waktu penggunaannya, hal ini disebabkan oleh terbentuknya kerak (fouling factor) pada dinding tube sehingga menghambat proses perpindahan panas, selain fouling factor indikasi penurunan kinerja juga dilihat pada prassure dropnya. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kinerja oil cooler berdasarkan nilai fouling factor dan prassure drop serta membandingkan dengan yang batas yang disyaratkan untuk alat oil cooler.
Metode yang digunakan adalah mengumpulkan data-data operasional pabrik dan data lain yang diperlukan pada objek penelitian. Pengambilan data dilakukan selama 32 hari kemudian diolah berdasarkan persamaan-persamaan untuk menghitung nilai fouling factor dan preassure drop.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Rd oil cooler berkisar antara 0,0020-0,0026 hr.ft2.ºF/Btu. Nilai ini melebihi yang disyaratkan untuk alat yaitu 0.001 hr.ft2.ºF/Btu. Selanjutnya hasil perhitungan nilai pressure drop menunjukkan pada shell yaitu 8,072 psi- 8,494 psi dan pada tube yaitu 1,724 psi-2,210 psi dimana nilai ini masih dibawah batas yang disyaratkan yaitu 10 psi. Ditinjau dari segi fouling factor yang sudah melebihi standar yang disyaratkan sehingga perlu dilakukan pembersihan agar kinerja oil cooler dapat meningkat.