Home Industry Kugar Jujur Utama ditinjau dari aspek kemasan produknya kurag menarik dan tidak melakukan perhitungan harga jual produk sesuai standar akuntansi yang berlaku. Hal ini terjadi karena belum ada teknologi yang digunakan dalam mengemas garam dan banyaknya perusahaan yang memproduksi garam dengan kemasan yang lebih menarik. Hal ini menyebabkan produk tidak laku dipasaran dan menyebabkan penumpukan produk di gudang. Oleh sebab itu, perlunya diversifikasi produk untuk meningkatkan volume penjualan.
Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam menyusun tugas akhir ini adalah metode deskriptif kuantitatif menggunakan metode harga pokok proses dan metode full costing untuk menentukan harga pokok produksi garam kemasan toples. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan analisis dokumen.
Hasil dan deskripsi kegiatan diketahui bahwa harga pokok produksi kemasan plastik plastik untuk bulan Januari 2020 sebesar Rp34.086.725,00 atau Rp731,00. Sedangkan harga pokok produksi kemasan toples untuk semua produk selesai selama bulan Januari 2020 adalah sebesar Rp95.321.739,00 dan hasil alokasi ke masing-masing produk adalah garam beryodium kemasan 250 gram sebesar Rp41.888.081,00 atau Rp2.992,00/unit, kemasan 500 gram sebesar Rp30.252.503,00 atau Rp4.322,00/unit, dan kemasan 1.000 gram sebesar Rp23.271.156,00 atau Rp6.649,00/unit. Serta laba yang dihasilkan kemasan plastik sebesar Rp31.913.775,00 sedangkan kemasan toples menghasilkan laba sebesar Rp48.088.261,00. Sehingga ini menunjukkan bahwa kemasan toples menghasilkan laba sebesar Rp16.174.486,00 dibandingkan kemasan plastik dengan masing-masing memproduksi bahan baku sebanyak 10.500 kg.