Banjir adalah bencana yang kemungkinan bisa terjadi setiap tahunnya sesuai musimnya sehingga membuat masyarakat resah terutama masyarakat yang tinggal di bantaran sungai atau daerah rawan banjir. Di Indonesia sudah sering kita dengar berita tentang daerah yang dilanda banjir. Kota Makassar dengan luas seluas 2.878,02 Ha adalah salah kota besar di Indonesia yang tidak luput dari banjir. Berdasarkan analisa dari sebuah penelitian di identifikasi luas daerah rawan banjir kota Makassar sebesar 174,7 ha. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem peringatan dini banjir yang dapat memberikan informasi secara langsung dan real time. Metode yang digunakanya yaitu memasang sistem yang memiliki sensor pengukur level air yang dianggap dapat memberikan informasi awal akan adanya banjir. Dengan memanfaatkan frekuensi Ultra High Frequency (UHF) sebagai sinyal pancar-pantul yang diolah sebagai jarak diharapkan akan sebanding dengan perubahan level air yang selanjutnya di akuisisi serta diolah menggunakan persamaan rumus untuk mengetahui perbandingan antara waktu dari kecepatan kenaikan air. Data hujan dan level air dikirim ke stasiun yang berfungsi menampilkan peringatan dan kondisi ketinggian air berupa tanda nada serta pesan singkat ketelpon genggam yang telah ditentukan sebelumnnya.Saat ini penelitian mengenai sensor perubahan level air menggunakan frekuensi UHF belum ada.Dari beberapa penelitian yang dilakukan sistem sensor menggunakan frekuensi rendah. Frekuensi rendah cukup rentan terhadap gangguan dari frekuensi lain, sehingga hasil belum akurat. Untuk itu penelitian mengenai sistem ini sangat penting untuk dilakukan. Permasalahan pada penelitian ini adalah merancang suatu sistem pemantauan parameter bencana alam khususnya banjir dengan unit pemantau tinggi muka air yang menggunakan frekuensi UHF, jaringan komunikasi selular GSM sebagai media pesan singkat, serta voice.