Penggunaan batubara sebagai bahan fosil utama di Indonesia semakin meluas. Seperti pada PLTU, batubara digunakan sebagai bahan bakar. Batubara sebelum diuji terlebih dahulu akan dipreparasi hingga dapat dianalisa. Batubara yang telah dipreparasi tidak lagi bisa digunakan karena ukurannya yang terlalu halus, sehingga salah satu teknologi yang dapat dilakukan dalam pemanfaatannya adalah memanfaatkan sebagai briket dan dicampurkan arang sekam padi.
Tujuan dari penelitian ini untuk memanfaatkan sisa preparasi batubara dan sekam padi, menganalisa pengaruh persentase antara sisa preparasi batubara dan arang sekam padi, dan mengetahui nilai optimal pada briket. Hal tersebut dilakukan dengan berbagai komposisi antara sisa preparasi batubara dan arang sekam padi dengan rasio 0 : 100, 3 : 97, 6 : 94, 9 : 91, 12 : 88, 100 : 0, 97 : 3, 94 : 6, 91 : 9 dan 88 : 12. Metode
yang dilakukan dalam pengujian kualitas briket yaitu metode berdasarkan ASTM (American Society Testing Material) dan SNI (Standar Nasional Indonesia).
Hasil uji karakteristik briket menunjukkan bahwa penambahan sisa preparasi batubara menghasilkan nilai kalor, nilai karbon, total sulfur dan laju pembakaran tinggi, sedangkan hasil penambahan arang sekam padi, kadar abu dan kadar air tinggi. Nilai optimal pada briket ada pada sampel B5 dengan nilai kalor 5016,17 kal/g, kadar air 5,63%, kadar abu 8%, total sulfur 0,381%, volatile matter 48%, fixed carbon
33,48%, hidrogen 4,62%, karbon 52,76%, nitrogen 0,84%, dan kuat tekan 0,86%, serta laju pembakaran 0,0024 g/s. Hasil ini menunjukkan bahwa ada beberapa pengujian yang tidak memenuhi standar SNI 01-6235-2000.