Industri Hydrogen Chloride di Indonesia mempunyai perkembangan yang stabil, hal ini dapat dilihat dengan berkembangnya industri kimia, terutama kebutuhan katalis pada industri kimia proses contohnya industri petrokimia. Secara singkat, uraian proses dari pabrik HCl sebagai berikut : Pertama-tama garam Natrium Klorida direaksikan dengan asam sulfat membentuk natrium sulfat dan gas HCl. Gas HCl kemudian didinginkan dan diserap pada absorber. Larutan HCl hasil penyerapan kemudian diencerkan sampai dengan kadar komersial 37% dan siap dikemas sebagai produk akhir.
Kapasitas produksi Hydrogen Chloride dirancang 70.000 ton/tahun, membutuhkan bahan baku Natrium Klorida (95,45%) sebesar 5.659,791 ton/tahun dan Asam Sulfat (77%) sebesar 6.280,323 ton/tahun. Utilitas berupa air sebesar 69,1821 m3/jam, listrik 189,54 kWh, dan bahan bakar jenis diesel sebesar 130 lb/jam. Pabrik direncanakan didirikan di Manyar, Gresik dengan luas tanah 20.000 m2. Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan sistem garis dan staf, membutuhkan tenaga kerja sebanyak 230 orang.
Berdasarkan perhitungan evaluasi ekonomi untuk pendirian pabrik Hydrogen Chloride diatas dibutuhkan modal tetap sebesar Rp.406.434.513.359, modal kerja Rp. 25.452.651.507,53567, manufacturing cost Rp. 264.114.301.866,1520, dan biaya produksi Rp. 305.431.818.090,4410. Harga jual produksi sebesar Rp. 499.769.474,532 Per tahun, dengan keuntungan sebelum dan sesudah pajak berturut-turut Rp.181.915.822.981 Per tahun dan Rp. 136.436.867.236 Per tahun.
Profibilitas meliputi Rate of investmen (ROI) sebelum dan sesudah pajak berturut-turut sebesar 39% dan 29%, Pay of Time (POT) selama 3 tahun dan Break Event Point (BEP) sebesar 34%. Berdasarkan pertimbangan teknik dan hasil perhitungan analisis ekonomi diatas, maka pabrik Hydrogen Chloride berkapasitas 70.000 ton/tahun layak untuk didirikan.