Pencemaran air oleh logam berat merupakan masalah yang kerap timbul akibat kegiatan industri, salah satunya adalah pencemaran logam timbal (Pb). Untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan, dilakukan adsorpsi untuk mengurangi kadar dari ion Pb yang terkandung dalam air. Dalam penelitian ini, adsorben yang digunakan terbuat dari kulit singkong yang diaktivasi dengan asam (H2SO4) dan basa (NaOH). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis aktivasi apa yang lebih efektif (aktivasi asam, aktivasi basa dan tanpa aktivasi), mengetahui ukuran dan waktu kontak optimum dari setiap arang serta menghitung kapasitas adsorpsi masing-masing arang aktif terhadap ion logam Pb2+. Adsorpsi dilakukan dengan mengontakkan arang dan sampel (limbah simulasi) secara batch mengguakan bantuan shaker dengan variasi ukuran partikel (550 µm, 462,5 µm, 337,5 µm, dan 250 µm) dan waktu kontak (30 menit, 60 menit, 90 menit, 120 menit, dan 150 menit). Penentuan kapasitas adsorpsi menggunakan pola isoterm Langmuir dan Freundlich dengan variasi konsentrasi Pb yaitu 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm, 30 ppm. Banyaknya ion Pb2+ yang dijerap diukur menggunakan alat spektrofotometer serapan atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arang yang diaktivasi dengan basa (NaOH) menunjukkan hasil yang lebih baik. Ukuran optimum untuk arang aktivasi asam, basa, dan tanpa aktivasi berturut-turut adalah 550 µm, 337,5 µm, 250 µm, dan waktu kontak optimumnya adalah 90 menit, 30 menit, 150 menit. Adsorpsi menggunakan arang aktif dengan aktivator asam dan basa mengikuti pola isoterm Langmuir dengan kapasitas adsorpsi berturut-turut sebesar 18,519 mg/g dan 32,258 mg/g, sedangkan adsorpsi menggunakan arang tanpa aktivasi mengikuti pola isoterm Freundlich dengan kapasitas adsorpsi sebesar 1,182 mg/g.