Proses pembatubaraan menghasilkan karakteristik kualitas batubara yang berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lainnya. Proses tersebut dipengaruh oleh panas dan tekanan yang berlangsung lama sehingga mengalami perubahan baik sifat fisik maupun sifat kimianya. Selain itu pembentukan batubara juga mengalami proses biokimia dan termodinamika sehingga mengubah dan meningkatkan derajat kualitas batubara yang bermula dari gambut menjadi antrasit.
Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan kualitas batubara dengan parameter analisis proksimat, total sulfur, dan nilai kalori. Hasil dari analisis tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam kualitas batubara berdasarkan ASTM D388. Batubara sampel A, B dan C diklasifikasikan sebagai batubara rank Subbituminous, yaitu batubara dengan kualitas rendah. Sedangkan batubara sampel D diklasifikasikan sebagai batubara rank Bituminous, yaitu batubara dengan kualitas menengah