Proyek pembangunan Bendungan Ladongi terletak di lembah yang sempit dan lebarnya lebih kecil dibanding tingginya. Adanya air tanah di lokasi proyek perlu di antisipasi sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik agar tidak terjadi rembesan atau kebocoran di tubuh bendung. Adapun usaha pencegahan rembesan yakni dengan cara grouting. Dalam penelitian ini dilakukan serangkaian pengujian di laboratorium untuk mengetahui karakteristik tanah yang terdapat pada lokasi pembangunan Bendungan Ladongi dan bagaimana mengetahui besarnya koefisien permeabilitas tanah sebelum dan setelah dilakukan grouting. Setelah dilakukan serangkaian kegiatan penelitian maka di dapatkan hasil sebagai berikut : berat jenis tanah 2,797 dimana tanah dikelompokan ke jenis tanah yang mengandung besi (Fe); analisis saringan nilai Cu= 16 (tanah bergradasi baik) dan Cc 2,25 (pasir) serta diklasifikasikan secara USCS sehingga diperoleh tanah masuk klasifikasi SW; pemadatan proctor diperoleh kadar air optimum 5,74% dan kepadatan kering sebesar 2.125 gr/cm3; CBR laboratorium memperoleh nilai sebesar 7% dan dan 11,31%; kuat tekan bebas memperoleh hasil qu = 0,496 kg/m2 dan 0,071 kg/m2. Koefisien permeabilitas sebelum digrouting adalah sebesar 1,679×10-4 cm/dtk (low permeability). Hasil pengujian permeabilitas benda uji untuk 1 hari diperoleh hasil 1,138 ×10-6 cm/dtk; 4,345×10-7 cm/dtk; 9,549×10-8 cm/dtk, hasil pengujian permeabilitas untuk 3 hari yakni 3,679×10-9cm/dtk; 9,811×10-9 cm/dtk; 1,358×10-8cm/dtk, hasil pengujian permeabilitas untuk 7 hari yakni 1, 4721×10-9 cm/dtk; 7,386×10-10 cm/dtk; 2,441×10-10 cm/dtk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai permeabilitas terkecil yang di dapatkan dari hasil pengujian di Laboratorium pada benda uji adalah yakni pada pencampuran pasta semen dengan viskositas 1:2 dengan umur pasta semen selama 7 hari.