Koagulan merupakan bahan kimia yang ditambahkan ke dalam air untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sulit hilang dalam air dan biasanya berfungsi sebagai penjernih air. Koagulan yang akan dibandingkan pada penelitian ini adalah koagulan sintetik (aluminium sulfat) dan koagulan alami (serbuk biji kelor).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas penggunaan aluminium sulfat (Al2(SO4)3) dan serbuk biji kelor sebagai koagulan pada proses penjernihan air. Air yang digunakan sebagai sampel yaitu air sungai Tello yang terletak di Borong Raya, Makassar. Air yang telah diambil kemudian diolah di laboratorium Politeknik Negeri Ujung Pandang pada tanggal 15 Juni 2020 s.d 30 Juni 2020 dengan menggunakan metode jar test. Sebelum masuk pada tahap metode jar test ada beberapa tahap sebelumnya yang dilakukan yaitu analisis kadar air dan kadar lemak pada serbuk biji kelor. Parameter yang digunakan adalah turbiditas, konduktivitas, Total Dissolved Solid (TDS), Total Suspended Solid (TSS), dan derajat keasaman (pH).
Hasil penelitian diperoleh bahwa efektivitas koagulan Al2(SO4)3 berada pada konsentrasi 250 ppm yaitu pH 7,58, nilai penurunan turbiditas sebesar 99,99 %, konduktivitas 6,5113 %, TDS 35,4014 %, dan TSS 91,9356 %, untuk efektivitas koagulan serbuk biji kelor juga berada pada konsentrasi 250 ppm yaitu pH 7,57, turbiditas 99,99 %, konduktivitas 15,9698 %, TDS 25,1824 %, dan TSS 91,8552 %. Pada konduktivitas koagulan Al2(SO4)3 persen penurunan terbesar berada pada konsentrasi 220 ppm yaitu 8,9787 %, sedangkan pada konduktivitas koagulan serbuk biji kelor persen penurunan terbesar berada pada konsentrasi 180 ppm yaitu 17,5462 %.