Stabilitas lereng yang tidak aman pada umumnya diperkuat dengan menggunakan konstruksi tembok atau dinding penahan tanah. Dinding penahan tanah berfungsi untuk menahan bangunan yang berada diatasnya supaya terhindar dari longsor dan pergeseran permukaan tanah akibat air atau yang lainnya. Dinding penahan tanah terdiri dari beberapa tipe, antara lain tipe gravitasi, tipe kantilever, tipe counterfourt dan lain-lain.
Salah satu kasus contoh kegagalan struktur penahan tanah adalah keruntuhan struktur penahan lereng bantaran Sungai Malili, Luwu Timur. Dalam perencanaannya digunakan tipe dinding kantilever didapatkan dimensi struktur dan jumlah tulangan yang cukup besar, kemudian ditinjau dengan menggunakan tipe dinding penahan tanah yang lain (tipe Counterfort) untuk mengetahui tipe mana yang lebih ekonomis dengan menggunakan data-data beban, sifat-sifat fisik tanah, dan tinggi konstruksi yang sama. Desain dinding penahan tanah tipe Counterfort menggunakan perhitungan statis tak tentu yang membedakan perhitungan dengan tipe kantilever.
Hal dilakukan pertama kali dalam perencanaan tipe Counterfort adalah dengan penentuan dimensi dan mengontrol terhadap kestabilan. Melanjutkan dengan analisa struktur yang keluaran nya nanti adalah tulangan yang digunakan dan gambar kerja. Gambar kerja yang didapat digunakan untuk menghitung anggaran biaya baik desain tipe Counterfort maupun tipe kantilever. Dari hasil perhitungan anggaran biaya didapat desain dinding penahan tanah tipe Counterfort yang didapat lebih ekonomis dibandingakan dinding penahan tanah tipe kantilever.