Prarancangan pabrik nikel sulfida dari bijih laterit dimaksudkan untuk memanfaatkan sumber daya energi dan tambang, dimana jumlah cadangan nikel di Indonesia merupakan yang paling besar dibandingkan dengan negara lain yang memiliki nilai jual yang tinggi, karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada pembuatan stainless steel, industri baterai, industri otomotif, sebagai katalis untuk industri kimia dan lainnya
Pabrik nikel sulfida direncanakan akan didirikan pada tahun 2028 di Kec. Wawontoa, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan dengan kapasitas 85.000 ton/tahun yang beroperasi selama 330 hari. Proses produksi nikel sulfida dengan metode hidrometalurgi HPAL (High Pressure Acid Leaching) dilakukan dengan beberapa tahap yaitu pencampuran, pemanasan, pemisahan, pendinginan dan pengeringan. Pabrik ini merupakan perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan struktur organisasi “line and staff”, dengan total tenaga kerja 166 orang. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian menurut jam kerja yang terdiri dari shift dan nonshift.
Hasil perhitungan analisa ekonomi menunjukkan total capital investment sebesar Rp. 2.269.310.109.357,11 yang diperoleh dari pinjaman bank 60% dan 40% modal sendiri. Dengan laju pengembalian modal (ROI) sebesar 30,09%, serta waktu pengembalian modal 1 tahun 9 bulan dan nilai Break Event Point (BEP) sebesar 43,68%. Analisis ekonomi menunjukkan bahwa pabrik nikel sulfida dengan kapasitas 85.000 ton/tahun layak didirikan.
Kunci : Bijih Laterit, Nikel Sulfida