High Fructose Syrup (HFS) adalah pemanis yang terbuat dari pati dan memiliki nilai kalori yang rendah. HFS banyak digunakan dalam industri makanan dan minuman. Konsumsi HFS dalam negeri cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, bahkan eksport HFS Indonesia pun mengalami peningkatan yang signifikan. Prarancangan pabrik HFS bertujuan mengkaji kelayakan pendirian HFS dari berbagai aspek yang diawali dengan penentuan kapasitas produksinya.
Pabrik HFS berbahan baku tepung tapioka, akan didirikan di Kecamatan Ilir Timur II, Kota Palembang, Sumatera Selatan dengan mempertimbangkan persediaan bahan baku, persediaan air, tenaga kerja, dan sarana transportasi. Pabrik tersebut direncanakan memproduksi HFS sebanyak 60.000 ton/tahun dengan waktu operasi selama 24 jam/hari, 312 hari/tahun. Bahan baku yang digunakan adalah tepung tapioka sebanyak 11.785,2580 kg/jam. Jumlah karyawan sebanyak 200 orang dengan bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan menggunakan struktur organisasi garis dan staf.
Hasil analisis ekonomi menunjukkan: Fixed Capital Investment (FCI) sebesar Rp490.850.813.078; Working capital Investment (WCI) sebesar Rp490.850.813.078; Total Capital Invesment (TCI) sebesar Rp981.701.626.156; Break Even Point (BEP) sebesar 14,99%; Pay Out Time After Taxes (POT) selama 3 tahun; Internal Rate Return (IRR) sebesar 12%. Berdasarkan hasil kajian ini, maka rencana pendirian pabrik layak untuk di laksanakan karena merupakan pabrik yang menguntungkan dan mempunyai masa depan yang baik