Transmisi merupakan salah satu sistem dari sistem ketenaga listrikan yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari pusat pembangkit tenaga hingga saluran distribusi. Dengan jarak yang jauh, peluang untuk terjadinya gangguan sangatlah besar. Untuk mencegah gangguan tersebut meluas maka diterapkanlah sistem proteksi yang kiranya mampu mengatasi gangguan tersebut, salah satunya ialah distance relay. Distance relay adalah salah satu jenis proteksi penghantar yang bekerja berdasarkan perbandingan nilai impedansi. Distance relay akan bekerja apabila impedansi yang diukur dari besaran arus CT dan tegangan PT/CVT lebih kecil dari impedansi setelan.
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi setting distance relay yang diterapkan PLN apakah sesuai dengan pedoman dan literatur literatur yang ada.
Untuk mensimulasikan setting yang telah didapatkan digunakan perangkat lunak DIgSILENT. Software ini telah dirancang sebagai paket perangkat lunak yang terintegrasi dan interaktif canggih didedikasikan untuk sistem tenaga listrik dan analisis kontrol dalam rangka mencapai tujuan utama dan perencanaan dan operasi optimalisasi. (DIgSILENT PowerFactory User Manual, 2014).
Berdasarkan hasil dan deskripsi kegiatan didapatkan hasil perhitungan setting distance relay pada Saluran GI Pangkep - GI Kima dengan impedansi saluran 15,14 Ω adalah Z1P = 12,112 Ω, t1 = 0 s; Z2pri = 18,168 Ω, t2 = 0,8 s; Z3pri = 19,74 Ω, t3 = 1,2 s. Setting saluran GI Pangkep - GI Kima berbeda antara hasil perhitungan dengan setting PLN. PLN menerapkan setting 100% terhadap saluran dimana setting tersebut tidak sesuai pada pedoman dan literatur yang ada. Setting tersebut diterapkan oleh PLN dikarenakan saluran GI Pangkep – GI Kima belum mengaktifkan teleproteksinya.