Transformator distribusi memiliki fungsi untuk mentranfsormasikan energi listrik dari sumber listrik tegangan menegah 20 kV ke pelanggan tegangan rendah 220/380V. PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan pengelola sistem tenaga listrik selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggannya. Maka dari itu, kondisi pembebanan transformator harus disesuaikan dengan beban yang ditanggungnya. Sesuai Regulasi PLN (SK ED PLN No.074.K/DIR.2008) dikatakan bahwa persentase pembebanan trafo distribusi dikatakan kurang baik yakni ketika persentase pembebanannya melebihi 80%. Saat hal ini terjadi maka akan mengakibatkan overload dan pembebanan transformator rendah.
Permasalahan tersebut juga mempengaruhi keandalan penyaluran tenaga listrik dan usia kerja trafo. Seperti yang terjadi pada trafo GD. 202 dengan kapasitas 100 kVA dimana pembebanannya overload yaitu 83,14% dan trafo GD. 187 dengan kapasitas 160 kVA yang mengalami pembebanan rendah yaitu 32,47%. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan manajemen trafo dengan cara mitasi trafo yaitu, dengan cara menukar posisi trafo antartrafo GD. 202 dan GD. 187.
Setelah dilakukan mutasi trafo, persentasae pembebanan pada trafo GD. 202 menjadi 51,96% sedangkan pada trafo GD. 187 persentasenya menjadi 51,97%. Dengan melakukan metode mutasi trafo, trafo yang tersedia dapat digunakan secara maksimal dalam mengatasi pembebanan trafo rendah dan trafo overload meskipun persediaan aset trafo terbatas, serta keandalan dan kontuinitas penyaluran energi listrik di lokasi tersebut tetap terjaga dengan baik.