Bidang peternakan khususnya peternakan ayam, memiliki masalah yang dihadapi adalah penetasan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Mesin tetas tentunya memang diciptakan untuk mengambil alih tugas mengerami dari seekor induk ayam (atau bangsa unggas lainnya) dalam mengerami telur yang dibuahi dari hasil persilangan atau perkawinan dari pejantan. Tujuan tugas akhir ini adalah untuk merancang dan membuat alat penetas telur ayam otomatis berbasis Internet of Things serta melakukan pembalikan telur secara otomatis dengan menggunakan teknologi IoT, untuk mengetahui laju perpindahan panas radiasi yang terjadi pada ruang inkubator, serta menentukan suhu inkubator yang paling efektif dalam meningkatkan kelangsungan hidup telur dan kualitas embrio.
Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini yang pertama adalah membaca studi literatur mengenai penetas telur otomatis berbasis IoT, kedua melakukan perancangan sesuai dengan kebutuhan data dan yang ketiga perakitan alat yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Ujung Pandang. Kemudian pengujian alat dilakukan di Jl. Paccinang Raya No.24 G. Adapun pengujian yang dilakukan diantaranya pengujian nilai suhu, nilai kelembaban, kondisi lampu dan kondisi kipas.
Hasil dari tugas akhir ini adalah bahwa laju radiasi (qrad) ​ meningkat seiring dengan meningkatnya suhu inkubator dari 37°C hingga 39°C. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu inkubator, maka semakin besar laju radiasi yang dihasilkan. Nilai laju perpindahan panas secara radiasi pada suhu 37°C yaitu 5,4 x 10-9, suhu 38°C yaitu 6,32 x 10-9, dan suhu 39°C yaitu 7,08 x 10-9. Suhu yang efektif untuk penetasan telur ayam kampung yaitu berada pada rentang suhu 38°C hingga 39°C dengan kelembaban antara 57,3% hingga 69,1%.