Dalam pelaksanaan konstruksi, proyek konstruksi sering mengalami kendala-kendala yang tidak diinginkan, salah satunya adalah terjadinya penambahan waktu dan biaya selama pelaksanaan proyek. Penambahan waktu dan biaya tersebut terjadi karena berbagai faktor seperti kondisi cuaca yang buruk, sengketa lahan, dan pencairan dana proyek yang tidak sesuai dengan jadwal pada kontrak kerja sama. Studi dalam penelitian ini yaitu meninjau efektivitas anggaran biaya dan waktu pelaksanaan proyek dengan metode earned value pada Pelaksanaan Proyek Peningkatan Jaringan Irigasi Pada Daerah Irigasi Lajaroko, Kec. Marioriawa, Kab. Soppeng. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penambahan biaya dan waktu pelaksanaan proyek serta penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari penambahan biaya dan waktu pada proyek tersebut. Hasil analisis menunjukkan penambahan biaya dan waktu pada proyek tersebut untuk P3A Bila sebesar Rp198.999.440.- dengan durasi pengerjaan selama 120 hari, P3A Pakkaseseng sebesar Rp.199.999.907.- dengan durasi pengerjaan selama 112 hari, dan P3A Tarenre 1 sebesar Rp184.926.583.- dengan durasi pengerjaan selama 112 hari. Hasil uji efektivitas menunjukkan efektivitas terhadap biaya untuk P3A Bila sebesar -2,256%, P3A Pakkaseseng sebesar -2,500%, dan P3A Tarenre 1 sebesar -2,010%. Sedangkan uji efektivitas terhadap waktu utnuk P3A Bila sebesar -23,077%, P3A Pakkaseseng sebesar -18,182%, dan P3A Tarenre 1 sebesar -17,431%. Dari hasil analisis diketahui pula penyebab penambahan biaya dan waktu proyek tersebut karena sengketa lahan serta pencairan dana tahap pertama yang tidak sesuai dengan jadwal pada kontrak kerja sama, dan juga karena kondisi cuaca yang buruk. Sedangkan dampak yang ditimbulkan yaitu adanya kerugian terhadap waktu bagi pengguna air dalam hal ini para petani.