Tongkol jagung merupakan limbah pertanian mengandung lignoselulosa yang berpotensi sebagai bahan baku pembuatan bioetanol.. Pabrik bioetanol dengan kapasitas 10.000 ton/tahun akan didirikan pada tahun 2022 di kabupaten Jeneponto, provinsi Sulawesi Selatan dengan pertimbangan ekonomi dan analisis potensi ketersediaan bahan baku tongkol jagung yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bioetanol serta dapat mengurangi jumlah impor bioetanol di indonesia. Pabrik bioetanol direncanakan beroperasi selama 330 hari/tahun dengan luas tanah yang dibutuhkan 23000 m2.
Proses pembuatan bioetanol dilakukan dalam enam tahapan proses yaitu tahap penyediaan bahan baku, delignifikasi dengan NaOH 2%, hidrolisis menggunakan katalis H2SO4 1,1 %, fermentasi dengan bantuan yeast dan destilasi dengan tipe sieve tray serta dehidrasi dengan menggunakan moleculer sieve zeolite untuk memperoleh kemurnian etanol 99,25%.
Pabrik bioetanol dilengkapi dengan unit penyediaan air sebesar 152627,3654 kg/jam dengan kebutuhan bahan bakar solar yaitu 2486,3850 L/jam dan dilengkapi dengan unit penyediaan kebutuhan listrik serta unit pengolahan limbah dengan total karyawan 150 orang.
Hasil analisis ekonomi pabrik pembuatan bioetanol dari tongkol jagung diperoleh Fixed Capital Investment (FCI) Rp 216.557.569.317,95 dan Working Capital Investment (WCI) Rp 38.216.041.644,34. Adapun persen Return on
Investment (ROI) 35,28% dengan Keuntungan sebelum pajak yaitu Rp
128.400.008.072,93 dan sesudah pajak Rp 89.880.005.651,05; Internal Rate of
Return (IRR) 14,20% dengan Pay Out Time (POT) yaitu 5 tahun dan Break Even Point (BEP) sebesar 33,61% Berdasarkan hasil per