(Herda Adelin Shintawaty), Produksi Bioetanol dari Rumput Laut Eucheuma cottonii Secara Fermentasi, (Pembimbing I: Octovianus SR Pasanda, S.T., M.T dan Pembimbing II: Vilia D. Paramita, S.TP., M.Food Sc)

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam sumberdaya hayati. Salah satu diantaranya budidaya rumput laut yang memiliki potensi yang cukup besar. Potensi rumput laut sebagai sumber alternative energi bioetanol sangat menjanjikan dimasa yang akan datang karena mengandung karbohidrat yang cukup tinggi dan teknologi pembudidayaannya yang sederhana.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jumlah unit enzim α-amilase dan glukoamilase yang terbaik dengan kadar gula reduksi yang optimal, menentukan waktu fermentasi yang terbaik dengan bantuan khamir Saccharomyces cerevisiae, dan menganalisa kadar bioetanol yang dihasilkan. Tahap-tahap penelitian ini terdiri dari penelitian awal dengan memvariasikan jumlah unit enzim dan penelitian lanjutan yang meliputi pembuatan substrat dan starter, serta proses fermentasi. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisa melalui pengujian kadar gula reduksi dan kadar bioetanol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variasi yang dilakukan jumlah unit enzim α-amilase dan glukoamilase yang menghasilkan kadar gula reduksi yang optimal adalah 40 unit/gram. Waktu fermentasi 96 jam merupakan waktu yang terbaik bagi Saccharomyces cerevisiae dalam mengubah glukosa menjadi bioetanol. Pada penentuan kadar bioetanol dengan menggunakan GC diperoleh kadar tertinggi sebesar 6.80 % dengan kadar gula reduksi yang belum terurai menjadi etanol 0.4641 %.