Dalam melakukan pelimpahan beban penyulang harus mempertimbangkan jangkauan pengindraan peralatan proteksi dan koordinasi antar peralatan proteksi, hal ini sangat penting untuk menjamin keandalan sistem penyaluran tenaga listrik.
Dalam kondisi pelimpahan beban yang bersifat sementara penting untuk menentukan setting terbaik dan koordinasi peralatan proteksi Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR). Pada koordinasi sistem proteksi OCR dan GFR penyulang Tamarunang ketika mengalami pelimpahan beban menggunakan setting kondisi existing terdapat kesalahan urutan koordinasi antar relay sehingga relay tidak bekerja dengan urutan yang sesuai. Maka untuk proteksi penyulang Tamarunang ketika mengalami pelimpahan beban penyulang GHSM direkomensasikan untuk melakukan seting ulang. Untuk mendapatkan setting terbaik dilakukan dengan metode diagram impedansi untuk mengetahui arus hubung singkat tiap section. Didapatkan hasil perhitungan pada setting OCR PMT Exp GHSM, Basoi dan Mangasa sebagai outgoing masing-masing memiliki nilai TMS = 0,16, relay PMT Exp Malino memiliki nilai TMS = 0,24, pada relay PMT Recloser Rafis memiliki nilai TMS = 0,26, relay PMT Penyulang Tamarunang memiliki nilai TMS 0,35. Pada setting GFR PMT Exp GHSM, Basoi dan Mangasa sebagai outgoing masing-masing memiliki nilai TMS = 0,049, pada relay PMT Exp Malino memiliki nilai TMS = 0,174, pada relay PMT Recloser memiliki nilai TMS = 0,191, pada relay PMT Penyulang Tamarunang memiliki nilai TMS 0,257.
Kata kunci : koordinasi, sistem proteksi, OCR, GFR, TMS, relay