Anastasia Brigita, Pemanfaatan Senyawa Polifenol dari Daun Pisang sebagai Antioksidan pada Edible Film, Makassar (Pembimbing I : Dra. Abigael Todingbu’a, M. Si, Pembimbing II : Ir. Rosalin, M.Si)

Umumnya masyarakat menggunakan daun pisang hanya sebagai kemasan tradisional tetapi ternyata memiliki banyak manfaat, salah satunya mengandung polifenol dalam jumlah yang cukup banyak. Edible film merupakan kemasan yang ramah lingkungan dan aman untuk dikonsumsi, dimodifikasikan dengan ekstrak daun pisang sehingga mempermudah masyarakat mengonsumsi antioksidan secara praktis dan mudah.
Proses pembuatan edible film diawali pengekstraksian polifenol dari daun pisang, pengujian aktivitas antioksidan, dan pembuatan edible film. Edible film divariasikan dengan penambahan ekstrak polifenol daun pisang yang memiliki nilai antioksidan tertinggi. Variasi yang digunakan adalah 0; 0,5; 1; 1,5; 2% (v/v ekstrak).
Ekstrak daun pisang susu memiliki nilai antioksidan tertinggi dilihat dari nilai IC50. Variasi optimum ekstrak daun pisang susu pada edible film yaitu 1,5% (v/v ekstrak). Edible film ini memiliki ketebalan (0,0025 mm), kadar air (31,18%), laju transmisi uap air (4 hari), ketahanan panas (185o C), daya simpan (5 jam), serta uji sensori pada aspek rasa dan kelarutan disukai oleh panelis.

Kata kunci: daun pisang, antioksidan, polifenol, edible film