Eka Pristanty, “Perlakuan Akuntansi Terhadap Biaya Garansi Pada PT Catur Putra Harmonis”, (Pembimbing I: Hasiah, S.E.,M.Com.,Ak., Pembimbing II: Mansur, S.Si.,M.Si.).

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:
a. Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data melalui teknik tanya jawab secara langsung dengan bagian akuntansi yang khusus menangani masalah asuransi pada perusahaan.
b. Analisis dokumen, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen yang diperoleh penulis dari perusahaan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah: Mencatat biaya garansi sesuai dengan dasar akrual (accrual basis).
Metode yang digunakan oleh penulis dalam menganalisa dan memecahkan masalah adalah metode analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan antara perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan dengan perhitungan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.1).
PT Catur Putra Harmonis adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang otomotif, khususnya ban, baterai, dan suku cadang kendaraan bermotor. Setiap produk yang dipasarkan oleh PT Catur Putra Harmonis mendapatkan garansi langsung dari pabrik.
Jangka waktu garansi terhadap produk yang dipasarkan oleh PT Catur Putra Harmonis bervariasi tergantung pada jenis produk, yaitu antara satu sampai tiga tahun.
Proses klaim garansi adalah sebagai berikut: pada saat pembelian, barang akan diberikan faktur sesuai dengan jumlah atau kuantitas dan kode produk dari barang dan jika ada klaim maka akan ditampilkan faktur serta bukti bahwa produk ini berasal dari PT Catur Putra Harmonis, dan akan diverivikasi tanggal berakhirnya garansi. Kondisi barang diklaim adalah kerusakan terkecil atau 5% (lima persen) dan di atas.
PT Catur Putra Harmonis menerapkan metode dasar kas (cash basis) dalam pencatatan biaya garansi.yang terjadi. Dalam metode ini, biaya garansi akan dicatat pada saat terjadi klaim garansi dari agen yang memasarkan produk tersebut. Dalam hal ini perusahaan tidak mencatat atau mengalokasikan secara khusus biaya pada saat terjadinya penjualan produk yang bergaransi, atau dengan kata lain perusahaan tidak melakukan pencatatan biaya garansi maupun hutang garansi pada saat terjadi transaksi penjualan.
Metode pencatatan biaya garansi yang digunakan oleh perusahaan (cash basis) memiliki beberapa kelemahan, diantaranya perusahaan tidak dapat menaksir jumlah biaya garansi yang akan terjadi selama satu periode. Selain itu perusahaan juga tidak mencatat adanya taksiran hutang garansi yang dimiliki perusahaan atas transaksi penjualan yang terjadi.
Perlakuan akuntansi terhadap biaya garansi menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 1, yaitu dengan mengakui biaya garansi yang terhitung pada saat terjadinya transaksi penjualan. Metode ini adalah metode dasar akrual (accrual basis) yakni garansi diperlakukan sebagai biaya (expensed warranty treatment). Pada metode ini taksiran biaya garansi diperhitungkan sebagai beban biaya dalam periode tahun buku dimana penjualan itu terjadi. Perlakuan tersebut dianggap sebagai tindak lanjut yang integral dan merupakan bagian tak terpisahkan dari aktivitas penjualan. Metode inilah yang dianggap tepat untuk digunakan pada PT Catur Putra Harmonis dengan pertimbangan bahwa jumlah biaya yang terjadi menurut data klaim asuransi dari tahun ke tahun cukup materil bagi perusahaan, sehingga biaya garansi yang kemungkinan terjadi pada periode berikutnya dapat ditaksir secara realistis dengan mengakui adanya taksiran hutang garansi.