(Muhammad Shabir), Pemanfaatan Abu Sekam Padi Sebagai Bahan Aditif Dalam Campuran Semen Portland. (Pembimbing I: Ir. Hastami Murdiningsih, M.T., Pembimbing II: Ir. Barlian Hasan, M.T.)
Meningkatnya permintaan material beton untuk dijadikan sebagai elemen struktural pada berbagai konstruksi bangunan modern, sering kali tidak hanya tertuju pada tercapainya kinerja kekuatan, tetapi juga diperlukan kinerja lain yang dapat memberikan nilai tambah pada beton tersebut. Bahan-bahan buangan di sekitar lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk meningkatkan mutu beton, misalnya abu sekam padi. Hal ini dilakukan untuk memperoleh suatu bahan altematif yang dapat digunakan sebagai bahan aditif semen dengan biaya yang lebih murah dan mutu yang lebih baik, dan juga untuk meningkatkan nilai tambah pada abu sekam padi sehingga tidak terbuang percuma kelingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh abu sekam padi sebagai bahan aditif pada campuran semen portland serta seberapa besar komposisi abu sekam padi yang dapat ditambahkan dalam semen portland khususnya semen jenis OPC (original portland cement) maupun PCC (portland composite cement) untuk mendapatkan hasil yang berkualitas sesuai dengan standar SNI semen.
Abu sekam padi sebelumnya diayak dengan ayakan 90 µm, selanjutnya dilakukan pengujian kadar air,LOI (lost of ignition), IR (Insoluble Residu), maupun X-Ray. Abu sekam padi kemudian dicampur dengan semen45µm, NC (normal consistency), setling time, serta kuat tekan. portland dengan variasi pencampuran, mulai dari campuran 0%, 5%, 10%, 15%, serta 20% abu sekam padi. Semen yang telah dicampur dihomogenkan lalu diuji dengan pengujian kimia yang meliputi LOI dan IR, pengujian X-Ray, dan pengujian fisika berupa bline, residu 45µm, NC (normal consistency), setling time, serta kuat tekan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan abu sekam padi yang semakin meningkat pada semen portland berpotensi meningkatkan pemakaian air pada pembuatan pasta semen serta menurunkan kekuatan semen baik kekuatan awal (3-7 hari) maupun setelah 28 hari, tetapi beberapa diantaranya masih masuk dalam strandar SNI, berdasarkan pengujian tersebut maka untuk jenis semen OPC penambahan abu sekam padi dapat mencapai 5%, sedangkan untuk jenis semen PCC penambahan abu sekam padi mulai dari 10% sampai 20%.