Search for collections on PNUP Repository

Modifikasi Konstruksi Alat Cetak Putu Kacang

Oktavianus tandi and Esra Karradua and David Marante (2009) Modifikasi Konstruksi Alat Cetak Putu Kacang. Diploma thesis, Politeknik Negeri Ujung Pandang.

[thumbnail of Modifikasi Konstruksi Alat Cetak Putu Kacang.pdf] Text
Modifikasi Konstruksi Alat Cetak Putu Kacang.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang juga biasa disebut mungbean merupakan tanaman yang dapat tumbuh dan banyak dibudidayakan oleh petani hampir di semua daerah di Indonesia. Berbagai jenis makanan (olahan) yang berbahan baku kacang hijau seperti bubur kacang hijau, minuman kacang hijau, kue/penganan tradisional, dan kecambah kacang hijau telah sejak lama dikenal oleh masyarakat Indonesia,
Di Sulawesi Selatan khususnya, salah satu kue tradisional yang banyak disajikan pada acara pesta perkawinan dan hari raya keagamaan adalah kue putu kacang. Kue ini terbuat dari bahan dasar kacang hijau dan gula pasir. Bentuk dari kue putu kacang bermacam-macam sesuai dengan bentuk cetakannya. Ada yang berbentuk segi empat, elips, dan melingkar. Pada bagian permukaan dan bagian pinggir dari kue ini mempunyai tampilan yang menarik karena dibentuk seperti ukiran yang merupakan ciri khas dari daerah Sulawesi Selatan.
Proses pembuatan kue putu kacang adalah bahan kacang hijau diolah dengan cara digiling sampai halus, kemudian disangrai diatas wajan sampai matang. Setelah itu dicampur dengan gula pasir yang telah dihaluskan dengan perbandingan 1 bagian tepung kacang hijau dan 1 bagian tepung gula pasir. Selanjutnya bahan tersebut dimasukkan ke dalam cetakan khusus yang terbuat dari kayu berbentuk balok persegi panjang dengan cara ditekan-tekan hingga rapat. Setelah itu cetakan dibalik lalu dipukul hingga kue putu kacang terlepas dari cetakan. Selanjutnya kue putu kacang dikeringkan di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2 hari.
Dalam prakteknya ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pembuatan putu kacang ini, seperti dari segi kualitas yang masih rendah yang ditandai dengan mudahnya putu kacang menjadi patah ketika dikeluarkan dari cetakan. Dalam satu kali proses pembuatan biasanya terdapat 1-2 buah yang patah dari jumlah keseluruhan 5 buah. Hal ini diakibatkan karena penekanan yang tidak merata dan kurang kuat. Proses penekanan bahan putu kacang kedalam cetakan dilakukan dengan menggunakan jempol tangan, sehingga tangan pekerja cepat lelah. Sementara itu proses penekanan kue putu kacang kedalam cetakan memerlukan gaya penekanan yang cukup besar agar adonan lebih padat.
Pada tahun 2005, Daryanto, dkk telah merancang dan membuat suatu alat press untuk meningkatkan mutu produk putu kacang. Kapasitas produksi putu kacang dengan menggunakan alat ini dapat meningkat. Pada alat ini terdiri dari 3 komponen utama yaitu; sistem penekan, sistem pencetak, dan sistem pengeluaran putu kacang dari alat cetak.
Pelat penekan kurang berat sehingga masih diperlukan gaya tekan yang besar dari pengguna akibatnya proses penekanan tidak maksimal pada semua bagian cetakan, posisi alat cetak dan alat penekan tidak simetris karena ukuran dan posisi alat cetak tidak sama dengan ukuran dan posisi alat penekan yang menyebabkan bagian pinggir dari kue kurang tertekan sehingga pada bagian ini mudah retak/patah pada saat pengeluaran kue dari cetakan, hasil cetakan tipis karena alat cetak kurang dalam sehingga kue putu kacang yang telah dicetak mudah patah, posisi ejektor di bawah alat penekan sehingga ruang pengeluaran putu kacang dari alat cetak sempit yang berakibat pada pecahnya kue karena benturan dengan alat penekan, model cetakan tidak bervariasi sehingga hasil cetakan hanya satu model saja.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: T Technology > T Technology (General)
Divisions: Jurusan Teknik Mesin > D3 Teknik Mesin
Depositing User: B.J.H Library PNUP
Date Deposited: 16 Nov 2023 02:23
Last Modified: 16 Nov 2023 02:23
URI: https://repository.poliupg.ac.id/id/eprint/7120

Actions (login required)

View Item
View Item