Plastik banyak digunakan baik dalam industri pangan maupun non pangan, karena plastik mempunyai keunggulan diantaranya transparan, fleksibel, ringan, tidak mudah pecah, tahan air, dan tidak korosif. Plastik yang banyak digunakan pada saat ini merupakan hasil sintesis polimer hidrokarbon dari minyak bumi yang terbatas jumlahnya dan tidak dapat diperbaharui, seperti polietilena (PE), polipropilena (PP), polistirena (PS), polivinil klorida (PVC) dan sebagainya. Plastik sulit didegradasi oleh mikroorganisme sehingga terakumulasi dan menimbulkan pencemaran serta kerusakan lingkungan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan penggunaan plastik ramah lingkungan yang terbuat dari bahan organik. Salah satunya adalah plastik biodegradable (bioplastik).
Penelitian ini dilakukan untuk membuat alternatif plastik ramah lingkungan dengan kualitas menyerupai plastik pada umumnya. Sehubungan dengan itu, penelitian ini diawali dengan pembuatan bioplastik dari pati biji alpukat dan pulp selulosa alang-alang dan bahan pendukung lainnya dengan memperhatikan rasio bahan. Kualitas dari bioplastik itu sendiri diketahui melalui beberapa pengujian seperti uji masa urai, uji ketahanan panas, uji daya serap air, lalu uji kuat tarik dan mulur.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa plastik ramah lingkungan dalam hal ini bioplastik yang memiliki kualitas terbaik adalah bioplastik dengan rasio pati biji alpukat dan pulp alang-alang 6:0. Hasil uji diperoleh masa urai dalam tujuh hari, ketahanan panas pada suhu 190°C mengalami perubahan warna dari kuning menjadi gelap dan pada suhu 240°C sampel menjadi gosong dan rapuh, daya serap air terbaik senilai 1,36% dan kuat tarik senilai 0,1272 N/mm² dan untuk kuat mulur senilai 6,055 %. Bioplastik dengan rasio bahan tersebut dapat menjadi solusi agar pemakaian plastik konvensional berkurang.