Transformator tenaga merupakan salah satu peralatan utama dalam sistem tenaga listrik, karena berhubungan langsung dengan sistem penyaluran dan pendistribusian listrik. Salah satu bagian yang paling penting dari transformator adalah sistem isolasinya. Seiring dengan usia dan pengoperasiannya kondisi isolasi dapat mengalami pemburukan yang dapat menyebabkan kerusakan dan kegagalan operasi. Untuk mengetahui kondisi dari isolasi transformator tersebut harus melalui beberapa pengujian yaitu indeks polarisasi dan tangen delta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi tahanan isolasi pada transformator serta menganalisis perbandingan hasil pengujian tahanan isolasi terbaru dengan sebelumnya.
Penelitian ini difokuskan pada transformator tenaga #2 GI Tello 150 kV. Metode dalam penelitian ini berupa studi literatur, observasi, dan wawancara di PT. PLN (Persero) Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) Maros. Data yang di ambil berupa hasil pengujian indeks polarisasi dan tangen delta tahun 2018-2020 serta beberapa data pendukung lainnya. Adapun teknik analisa data yang digunakan berupa melakukan perhitungan secara teori, membandingkan data hasil perhitungan secara teori dengan hasil pengujian, melakukan assessment terhadap data hasil pengujian, serta membandingkan data terbaru dengan data lawas.
Dari hasil pengujian tahanan isolasi menggunakan kedua metode tersebut, diketahui bahwa kondisi tahanan isolasi pada transformator tenaga #2 GI Tello 150 kV berada dalam kategori baik dan masih laik untuk dioperasikan. Selama tahun 2018-2020, terdapat pemburukan tahanan isolasi pada rentang periode tersebut. Untuk pengujian indeks polarisasi terdapat pemburukan nilai hasil pengujian dari rentang nilai sebelumnya 1,42-1,61 menjadi 1,39-1,45. Sedangkan untuk pengujian tangen delta mendapatkan pemburukan nilai hasil pengujian dari rentang nilai sebelumnya 0,1444%-0,3041% menjadi 0,1490%-0,370%. Pemburukan tahanan isolasi pada transformator dapat menyebabkan kegagalan operasi dan kerusakan pada trafo (trafo terbakar) sehingga mengganggu kontinuitas penyaluran tenaga listrik.