Search for collections on PNUP Repository

Kulit kakao merupakan limbah pertanian yang mengandung lignoselulosa yang berpotensi sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Pabrik bioetanol dengan kapasitas 8000 ton/tahun akan didirikan pada tahun 2022 di kabupaten Luwu Timur, provinsi Sulawesi Selatan dengan pertimbangan ekonomi dan analisis potensi ketersediaan bahan baku kulit kakao yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bioetanol serta dapat mengurangi jumlah impor bioetanol di indonesia. Pabrik bioetanol direncanakan beroperasi selama 330 hari/tahun. Proses pembuatan bioetanol dilakukan dengan tahapan proses yaitu tahap persiapan bahan baku, delignifikasi dengan NaOH 2%, hidrolisis menggunakan katalis H2SO4 1,1 %, fermentasi dengan bantuan yeast kemudian proses destilasi serta dehidrasi dengan menggunakan moleculer sieve zeolite untuk memperoleh kemurnian etanol 99,5%. Pabrik bioetanol dilengkapi dengan unit penyediaan air sebesar 303919.77 kg/jam dengan kebutuhan bahan bakar solar yaitu 7413.8 L/tahun dan dilengkapi dengan unit penyediaan kebutuhan listrik serta unit pengolahan limbah dengan total karyawan 236 orang. Hasil analisis ekonomi pabrik pembuatan bioetanol dari tongkol jagung diperoleh Fixed Capital Investment (FCI) Rp 145.490.671.534,56 dan Working Capital Investment (WCI) Rp 36.372.667.883,64. Adapun persen Return on Investment (ROI) 35,28%,Internal Rate of Return (IRR) 31% dengan Pay Out Time (POT) yaitu 2 tahun dan Break Even Point (BEP) sebesar 57,36 % Berdasarkan hasil perhitungan analisis ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik ini layak untuk didirikan

Ratta, Hilda Krimonita and Biring, Gamaliel Juliadi (2021) Kulit kakao merupakan limbah pertanian yang mengandung lignoselulosa yang berpotensi sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Pabrik bioetanol dengan kapasitas 8000 ton/tahun akan didirikan pada tahun 2022 di kabupaten Luwu Timur, provinsi Sulawesi Selatan dengan pertimbangan ekonomi dan analisis potensi ketersediaan bahan baku kulit kakao yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bioetanol serta dapat mengurangi jumlah impor bioetanol di indonesia. Pabrik bioetanol direncanakan beroperasi selama 330 hari/tahun. Proses pembuatan bioetanol dilakukan dengan tahapan proses yaitu tahap persiapan bahan baku, delignifikasi dengan NaOH 2%, hidrolisis menggunakan katalis H2SO4 1,1 %, fermentasi dengan bantuan yeast kemudian proses destilasi serta dehidrasi dengan menggunakan moleculer sieve zeolite untuk memperoleh kemurnian etanol 99,5%. Pabrik bioetanol dilengkapi dengan unit penyediaan air sebesar 303919.77 kg/jam dengan kebutuhan bahan bakar solar yaitu 7413.8 L/tahun dan dilengkapi dengan unit penyediaan kebutuhan listrik serta unit pengolahan limbah dengan total karyawan 236 orang. Hasil analisis ekonomi pabrik pembuatan bioetanol dari tongkol jagung diperoleh Fixed Capital Investment (FCI) Rp 145.490.671.534,56 dan Working Capital Investment (WCI) Rp 36.372.667.883,64. Adapun persen Return on Investment (ROI) 35,28%,Internal Rate of Return (IRR) 31% dengan Pay Out Time (POT) yaitu 2 tahun dan Break Even Point (BEP) sebesar 57,36 % Berdasarkan hasil perhitungan analisis ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik ini layak untuk didirikan. Diploma thesis, Politeknik Negeri Ujung Pandang.

[thumbnail of Skripsi] Text (Skripsi)
PRA RANCANGAN PABRIK BRIKET ARANG ....pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Eceng gondok merupakan limbah diperairan yang dapat merusak keseimbangan ekosistem perairan karena pertumbuhannya yang sangat pesat, hingga dapat mencapai 3% dalam sehari. Kadar selulosa dari eceng gondok cukup tinggi yaitu 64,5 % dari berat keringnya. Pabrik briket ini rencana akan dibangun di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan sekitaran danau tempe yang merupakan danau dengan wilayah pertumbuha eceng gondok yang sangat luas. Sistem peruasahaan Perseroan Terbatas (PT) dan sistem organisasinya garis dan staf dan beroperasi selama 24 jam per hari dan 330 hari kerja per tahun, sisanya adalah perbaikan apabila terjadi kerusakan-kerusakan dalam pabrik.
Proses pembuatan briket arang eceng gondok melalui proses craking dalam auger pyrolysis yang dimana membuat eceng gondok menjadi karbon aktif, kemudian di screening dengan ketentuan ukuran 40 mesh dan akan dicampur bersama tapioka dan juga air didalam mixer agar merekat satu sama lain, lalu di press dan juga dikeringkan. Sarana utilitas pabrik ini menggunakan air sebesar 231.243,947 kg/jam, listrik 316,4264 kW.
Dari segi ekonomi pra rancangan pabrik briket dari eceng gondok ini cukup menguntungkan dengan pertimbangan investasi total sebesar Rp 139.225.316.533, IRR sebesar 17%, hasil penjualan sebesar Rp .120.000.000.000, BEP sebesar 44,65%, POT selama 3 tahun.
Berdasarkan hal tersebut maka Pra Rancangan Pabrik Briket Arang dari Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) ini cukup layak dan dapat dilanjutkan ketahap perancangan sesuai prosedur yang telah direncanaka

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: T Technology > TP Chemical technology
Divisions: Jurusan Kimia > D4 Teknologi Kimia Industri
Depositing User: Unnamed user with username 197103102001121001
Date Deposited: 14 Sep 2023 05:52
Last Modified: 14 Sep 2023 05:52
URI: https://repository.poliupg.ac.id/id/eprint/5454

Actions (login required)

View Item
View Item