Usaha akuakultur di Indonesia sudah berkembang pesat. Pakan merupakan salah satu komponen utama yang menentukan keberhasilan akuakultur. Harga pelet yang semakin lama semakin mahal. Mesin pencetak pelet untuk pakan ternak ikan yang telah ada di pasaran umumnya berkapasitas besar dan harganya kurang terjangkau. Pada pembuatan mesin pelet ikan dengan sistem yang berbeda-beda maka karakteristik pakan akan berbeda-beda pula
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisa pengaruh jumlah roda penggilas terhadap kualitas dan kapasitas produksi, untuk menganalisa pengaruh variasi ketebalan cetakan terhadap kualitas dan kapasitas produksi, dan untuk menganalisa pengaruh putaran mesin terhadap kualitas dan kapasitas produksi
Tahapan penelitian adalah perancangan, pembuatan, pengujian, dan analisa data hasil pengujian. Metode peneltian terdiri atas pemilihan waktu dan tempat pelaksanaan , alat dan bahan, proses perancangan, proses pembuatan komponen dan perakitan mesin serta proses pengujian. Metode pengambilan data dilakukan dengan pemilihan kecepatan putaran, jumlah penggilas dan tebal cetakan.
Kesimpulan dari penelitian pengembangan desain mesin pelet ikan menggunakan pelat dan roda berputar adalah jumlah roda yang paling efektif dari segi kualitas dan kapasitas yaitu jumlah roda 3 penggilas, ketebalan cetakan yang paling bagus menghasilkan pelet yaitu ketebalan pelat 6 mm, dan putaran mesin di 142 rpm meghasilkan pakan sebanyak 424,7 g/menit dengan kualitas 98% lebih banyak pelet dibanding-kan dengan putaran 107 rpm dan 72 rpm.

Kata Kunci: Pelet, Roda Penggilas Berputar, Cetakan.