Gedung berkapasitas besar di wilayah perkotaan membutuhkan ruang yang besar, namun ketersediaan lahan cukup terbatas dan harganya sangat mahal. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan ruang bagi pembangunan gedung-gedung tersebut maka dibangun gedung berlantai ke atas dan ke bawah permukaan tanah yang dikenal dengan bangunan basement. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan dimensi dinding basement yang aman pada kondisi ekstrem dan pemilihan metode yang tepat dalam pelaksanaannya.
Basement yang didesain pada penelitian ini menggunakan diaphragm wall sebagai pengaman galian sekaligus dinding basement permanen dan metode perancangan yang diaplikasikan adalah metode top down. Pemilihan diaphragm wall sebagai dinding basement dan metode top down dalam perencanaan ditentukan dengan mempertimbangkan kondisi area kerja yang padat penduduk dan keterbatasan lahan sehingga membutuhkan pemilihan metode yang sesuai.
Berdasarkan hasil perencanaan dimensi diaphragm wall pada kondisi ekstrem dengan tebal 0,5 m dan kedalaman galian 17,5 m diperoleh kedalaman pemancangan yang aman sebesar 23 m.