Bahan baku merupakan komponen yang utama dalam menjalankan kegiatan produksi perusahaan. Menurut Sudana (2015: 262), keterbatasan persediaan bahan baku akan menyebabkan proses produksi perusahaan terkendala. Sebaliknya jika perusahaan kelebihan persediaan bahan baku akan menimbulkan biaya penyimpanan dan risiko kerusakan persediaan yang tinggi bagi perusahaan. Kegiatan ini dilakukan pada PT Makassar Tene. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang berhubungan dengan pengendalian persediaan bahan baku.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui jumlah kebutuhan bahan baku paling optimal, tingkat persediaan pengaman, tingkat pemesanan kembali, dan mekanisme pengendalian persediaan bahan baku pada PT Makassar Tene dengan menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ). Analisis dilakukan untuk Periode Januari 2017 - Juni 2017.
Berdasarkan dari hasil perhitungan biaya persediaan bahan baku didapatkan hasil perhitungan pemesanan bahan baku yang paling ekonomis setiap kali pesan untuk gula rafinasi sebanyak 78.887 ton dengan tiga kali pemesanan dalam satu semester. Dalam satu semester, perusahaan memesan tiap dua bulan sekali. Dari hasil perbandingan biaya antara kebijakan perusahaan dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) dapat diketahui bahwa total biaya persediaan menurut perusahaan lebih tinggi yaitu sebesar Rp 2.913.721.380,00 dibandingkan dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) biaya persediaan lebih rendah yaitu sebesar Rp 965.155.829,00 sehingga dengan menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp 1.948.565.551,00.