Konsumsi listrik di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Konsumsi listrik Indonesia yang begitu besar akan menjadi masalah bila dalam penyediaannya tidak sejalan dengan kebutuhan. Untuk dapat melayani kebutuhan energi listrik tersebut, maka diperlukan perencanaan yang baik untuk mendukung kountinitas pelayanan dan keandalan yang tinggi, serta memerlukan dukungan kapasitas pembangkit listrik yang memadai sehingga tercapai keseimbangan antara kapasitas energi listrik yang tersedia dengan kebutuhan energi listrik bagi konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aliran daya pada sistem interkoneksi Sulselrabar sebelum dan setelah sinkronisasi PLTGU Sengkang 150 kV dan menentukan kestabilan tegangan dinamis pada sistem jika mengalami gangguan.Sehingga berdasarkan simulasimenggunakan software Dig SILENT Power factory 15.1aliran daya(load flow analysis) terlihat bahwa seluruh bus 70 kV, 150 kV, dan 275 kV sistem sulselrabar masih bekerja dalam kondisi normal, dimana jatuh tegangan yang terjadi pada bus-bus tersebut masih berada dibawah 10% dari tegangan nominalnya atau tegangannya masih berada diatas 0,90 pu. Namun jatuh tegangan yang terjadi pada semua bus sistem Sulselrabar setelah sinkron menjadi sedikit besar dibandingkan dengan jatuh tegangan yang terjadi sebelum sinkronnya PLTGU Sengkang. Sedangkan dari segi kestabilan tegangan dinamis (dynamic voltage stability analysis) sistem baik sebelum maupun setelah adanya sinkronisasi PLTGU Sengkang jika diberi gangguan pada line Soppeng-Sengkang, menunjukkan bahwa tegangan sistem rata-rata masih dapat kembali ke kondisi normal, yaitu maksimum +5% dan minimum -10%. Namun secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sinkronisasi PLTGU Sengkang150 kV ke sistem, tegangan sistem masih dapat bekerja normal sehingga hal tersebut tidak akan berdampak buruk bagi sistem dari segi tegangan