Ketidakseimbangan antara suplai pembangkit dengan beban pada sistem interkoneksi dapat menyebabkan penurunan frekuensi yang berdampak pada ketidakstabilan sistem. Indeks Kekuatan Sistem (IKS) merupakan aspek penilaian sebuah sistem interkoneksi agar dapat mengetahui batasan nilai kekuatan sistem ketika mengalami gangguan. Gangguan yang terjadi pada pembangkit-pembangkit berkapasitas besar seperti PLTA Poso 3x65 MW pada sistem interkoneksi Sulbagsel menjadikan perlunya dilakukan perhitungan IKS dengan menyimulasikan sebuah gangguan.
Pada tanggal 17 Desember 2016 telah terjadi gangguan pada PLTA Poso-2, sehingga dalam penelitian ini single line dan data yang digunakan yaitu pada tanggal tersebut. Pengumpulan data dilakukan di PT PLN (Persero) Unit Pengatur Beban (UPB) Sulselrabar berupa logsheet data pembangkitan, pembebanan Gardu Induk dan data-data yang dianggap perlu untuk melakukan perhitungan IKS, dengan menjadikan dua objek perbandingan waktu yaitu dalam Waktu Beban Puncak (WBP) dan Luar Waktu Beban Puncak (LWBP). Data-data tersebut diperoleh dengan teknik dokumentasi, sedangkan analisa data dilakukan dengan teknik/bentuk regresi dengan menggunakan program DIgSILENT PowerFactory 15.1.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa IKS dalam WBP sebesar 55,05 MW/Hz lebih besar dibanding IKS dalam LWBP yaitu 47,19 MW/Hz. Perbedaan IKS yang terjadi diakibatkan oleh laju penurunan frekuensi, suplai generator (beban sistem), cadangan putar dan beban yang berbeda tiap waktu.