RINGKASAN

Rumah sakit adalah tempat pelayanan publik yang sangat penting, dimana pelayanan tersebut tidak terlepas dengan kebutuhan listrik. Adapun kendala dari sistem kelistrikan Rumah Sakit Hermina Makassar yaitu masih menggunakan cubicle single incoming dimana hanya disuplai dengan satu penyulang yaitu penyulang Toddopuli. Rumah Sakit Hermina ini direncanakan menggunakan cubicle double incoming dengan suplai dua penyulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan cubicle double incoming ini dengan membandingkan dan menganalisa parameter-parameter seperti indeks keandalan SAIDI dan SAIFI, drop voltage, load factor serta potensi gangguan pada kedua penyulang. Pindahnya suplai melalui suatu perangkat Automatic Change Over (ACO). Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data jumlah pelanggan, data saluran, data gangguan dan data beban puncak tiap feeder. Data ini diperoleh dari PT. PLN (Persero) ULTG Panakkukang, ULTG Tello dan ULP Panakkukang melalui teknik observasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa load factor Penyulang Toddopuli adalah 0.81 sedangkan Penyulang Paropo sebesar 0,76 dengan drop voltage masing-masing sebesar 0,625% dan 0,795 %. Kondisi jalur penyulang Toddopuli memiliki 7 titik potensi gangguan sedangkan penyulang Paropo sebanyak 17 titik potensi gangguan dengan Nilai SAIDI dan SAIFI pada penyulang Toddopuli sebesar 2,5 jam/pelanggan/tahun dan 20,424 kali/pelanggan/tahun sedangkan pada penyulang Paropo sebesar 4,852 jam/pelanggan/tahun dan 22,040 kali/pelanggan/tahun.