Di Kota Makassar, perkembangan konstruksi terus meningkat dan semakin bertambah. Dan dalam setiap pelaksanaan suatu proyek konstruksi selalu ada risiko yang mengiringi perjalanan pelaksanaan dari masa perencanaan, persiapan, pelaksanaan maupun setelah proyek tersebut selesai. Risiko dapat ditinjau dari berbagai aspek tinjauan dan menjdai sesuatu yang tidak dapat dihindari. PT. ADHI KARYA memilih prosedur pengelolaan risiko dan kualifikasi personil yang akan ditempatkan sebagai pengolah atau pengendali risiko pada proyek. Sesuai SK. Direksi PT. ADHI KARYA, No. 014-6-2009, Project Engineer Manager (PEM), sebagai sumber daya pengelola risiko cukup berperang penting dalam keberhasilan suatu perkerjaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkualifikasikan SDM dalam mengendalikan risiko keterlambatan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh kualifikasi SDM terhadap risiko keterlambatan. Penelitian ini juga bertujuan mengidentifikasi pengaruh kinerja terhadap SDM dan penelitian ini juga bertujuan mengidentifikasi model pengendalian risiko yang diakibatkan oleh kinerja SDM yang kurang maksimal. Penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan Kolam Regulasi Nipa-Nipa Moncongloe Kota Makassar.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis uji frekuensi, uji regresi, dan Uji R². Dari hasil analisis frekuensi kualifikasi SDM dalam mengendalikan risiko keterlambatan memiliki tingkat pendidikan S1, pernah mengikuti pelatihan manajemen risiko, riwayat jabatan PEM selama 3 tahun, memiliki pengalaman kerja > 12 tahun, tingkat tenaga terampil III, dan tingkat tenaga ahli utama. Dari hasil uji R² pengaruh variabel independen kualifikasi SDM sebesar 4.0% terhadap risiko keterlambatan. Dari hasil uji R² variabel independen Kinerja sebesar 10.6% terhadap sumber daya manusia. Dari hasil uji regresi model pengendalian risiko dalam menagani akibat kinerja yang kurang maksimal yaitu Y=53.791 – 0.246X1 – 0.570X2 + 1.626X3 – 0.502X4.